Ket.Foto : Warga Dusun Pasar Balok saat memberikan keterangan kepada wartawan dan mendukung Syafi'i Sinaga |
Sergai, Sumut – Kasus dugaan pencurian buah naga milik Mhd. Syafi’i Sinaga di Desa Bandar Tengah, Tebing Tinggi, kini memasuki babak baru. Banyak warga yang menyaksikan bahwa pemukulan terhadap terduga pelaku pencurian bukan dilakukan oleh Syafi’i dan saudaranya, melainkan oleh paman dan adik dari pelaku pencurian itu sendiri. Fakta ini semakin menguatkan dukungan masyarakat kepada Syafi’i yang merasa menjadi korban dari laporan yang diduga palsu.
Warga Dusun KM 15 Pasar Balok secara tegas menyatakan solidaritas mereka terhadap Syafi’i. Sebagian warga bahkan siap memberikan kesaksian untuk membela Syafi’i atas laporan yang dibuat oleh terduga pencuri. Mereka menilai laporan yang dilayangkan ke Polres Tebing Tinggi itu merupakan upaya untuk memutarbalikkan fakta demi menutupi aksi pencurian yang sebenarnya.
"Kami Siap Jadi Saksi," Ucap Warga
“Kami melihat sendiri, Syafi’i dan saudaranya tidak terlibat dalam pemukulan. Yang memukul pelaku itu paman dan adiknya. Syafi’i hanya ingin mempertahankan hak atas kebunnya. Kami siap jadi saksi untuk membantu Syafi’i mendapatkan keadilan,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Menurut Syafi’i, laporan yang dibuat oleh pihak terduga pencuri adalah bentuk manipulasi untuk mengalihkan perhatian dari tindakan kriminal mereka. "Mereka tahu sudah bersalah mencuri buah naga milik kami. Lalu, untuk membalas, mereka membuat laporan yang kami yakini penuh rekayasa," ucap Syafi’i.
Alibi Pelaku Diduga Palsu
Syafi’i dan saudaranya juga menyebutkan bahwa laporan tersebut didasari alibi yang tidak masuk akal. Menurut mereka, para pelaku sengaja mencari celah hukum untuk menekan mereka yang justru adalah korban dalam kasus ini.
“Kami tidak terlibat apa pun dalam insiden pemukulan. Justru mereka yang mencoba mengelabui situasi dengan memutar balikkan cerita. Kami berharap polisi bisa melihat fakta yang sebenarnya dan bertindak profesional,” tegas Syafi’i.
Dukungan Terus Mengalir untuk Syafi’i
Situasi ini membuat masyarakat setempat semakin geram. Mereka merasa bahwa Syafi’i adalah korban dari ketidakadilan. “Syafi’i tidak hanya kehilangan buah naga, tetapi juga harus menghadapi laporan yang tidak benar. Kami mendesak polisi untuk menyelidiki laporan ini dengan cermat,” ujar salah satu warga.
Hingga kini, Polres Tebing Tinggi belum memberikan pernyataan resmi terkait perkembangan kasus ini. Namun, warga terus mendesak agar kasus ini segera diselesaikan dengan adil dan transparan.
Kasus ini menjadi perhatian luas karena menyentuh isu ketimpangan perlakuan hukum terhadap masyarakat kecil. Publik berharap penegak hukum mampu membedakan mana yang benar dan mana yang hanya upaya manipulasi demi kepentingan pribadi.
(Alex)